MOTIVASI AMILIN 14 - Mati Syahid cita tertinggi kami.

MOTIVASI AMILIN 14 - Mati Syahid cita tertinggi kami.
Penulis ingin memulakan tajuk ini dengan sebuah syair yang dikarang oleh Syeikh Yusuf Al-Qardhawi.

Syair Syeikh Yusuf al Qardhawi
Bangunlah para petunjuk jalan yang arif bijaksana untuk mengembalikan keadilan,
Bangunlah para penakluk yang mulia dan gagah untuk mencapai kemuliaan perkasa.

Bangunlah untuk memusnahkan segala belenggu kerana masanya telah tiba,
Kerana manusia ditimpa kecelakaan cinta dunia tanpa agama

Marilah kita kembalikan umat, sebagai suatu rahmat bagi seluruh alam,
Janganlah kamu berkata; bagaimana?kerana kita ini umat Islam,

Wahai saudara Islam di seluruh tempat,
Naiklah ke atas bukit dan laungkanlah azan
Angkatlah al Quran sebagai perlembagaan zaman
Penuhilah setiap penjuru dengan berkata “Kami umat Islam!Kami Umat Islam! Kami umat Islam!
Di mana ada kebenaran dan keadilan, di situlah kami
Kami rela mati daripada terhina
Alangkah manisnya kematian di jalan Allah!!!

Ketahuilah para pembaca sekalian, sesungguhnya kurniaan dan anugerah yang paling utama dalam kehidupan ini adalah kemuliaan untuk dipilih oleh Allah untuk mati syahid sebagaimana firmanNya;

… dan mengambil di antara kalian sebagai syuhada'..

Dan Nabi-Nya sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada seorang sahabat yang berdoa kepada Allah dengan mengucapkan:
Ya Allah berikanlah kepadaku apa yang paling baik yang telah Engkau berikan kepada hamba-Mu yang soleh.
Rosululloh sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada orang tersebut:
“Jika demikian kudamu akan tersembelih dan engkau akan mati syahid di jalan Allah.
(HR. Al Hakim dan yang lainnya dari Sa'id bin Abi Waqhashradhiyallahu 'anhu.)
Dan mati syahid itu adalah kedudukan yang sangat besar dan tinggi yang tidak akan diraih kecuali oleh orang yang layak untuk mendapatkannya. Maka barangsiapa yang mendapatkan bahagian yang banyak,

“Maka mereka bersama orang-orang yang telah Allah beri anugerah kepada mereka dari kalangan para Nabi, Shiddiqin, syuhada' dan orang-orang soleh, dan mereka itu adalah sebaik-baik teman dekat.”
Allah ta'ala berfirman:

“Dan janganlah kalian katakan bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, akan tetapi mereka itu hidup namun kalian tidak menyadarinya.”
(Ali Imran; 154)

“Dan supaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan mengambil syuhada' di antara kalian.”
(Ali Imran; 140)

“Dan jika kalian terbunuh di jalan Allah atau kalian mati, maka keampunan dan rahmat dari Allah itu benar-benar lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
(Ali Imran;157)
“Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik".
(Ali Imran;195)
“Dan janganlah sekali-kali kalian menyangka bahwasanya orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, akan tetapi mereka itu hidup di sisi Robb mereka diberi rizki.”
(Ali Imran; )

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
(At-Taubah;111)
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah kemudian mereka terbunuh atau mati, Allah pasti memberikan rezeki kepada mereka dengan rezeki yang baik. Dan sesungguhnya Allah itu benar-benar pemberi rezeki yang terbaik.”
(Al-Hajj:58)
“Allah akan memberi petunjuk kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka. Dan memasukkan mereka ke dalam syurga yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka.”
(Muhammad; 5-6)
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi sallallahu alaihi wasallam bertanya kepada Jibril tentang ayat:

“Dan ditiuplah sangkakala sehingga tersungkurlah semua yang ada di langit dan bumi kecuali orang yang dikehendaki oleh Allah.”
“Siapakah mereka yang Allah tidak kehendaki untuk tersungkur itu? Jibril menjawab: Mereka adalah para syuhada’.”
(HR. Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzahabi.)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Orang yang mati syahid itu tidak merasakan kematian kecuali seperti kalian merasakan dicubit.”
(HR. An Nasa-i.)
Dan diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada seseorang yang telah mati yang mendapatkan kebaikan di sisi Allah, kemudian dia ingin kembali ke dunia atau ia diberi dunia dan seisinya kecuali orang yang mati syahid. Sesungguhnya orang yang mati syahid itu berharap untuk dapat kembali ke dunia lalu ia terbunuh di dunia lantaran keutamaan mati syahid yang ia lihat. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: lantaran kemuliaan yang ia lihat.”
(HR. Al Bukhari, Muslim, At Tirmidzi dan An Nasa-i.)

Dan diriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma, ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah sallalahu alaihi wa sallam bersabda:

“Kelompok pertama kali yang masuk syurga adalah orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin yang mana mereka itu senantiasa dalam kesusahan. Apabila mereka diperintahkan mereka mendengar dan taat. Dan jika mereka memiliki kepentingan kepada penguasa, kepentingannya itu tidak terpenuhi sampai ia mati sedangkan kepentingannya itu terpendam di dalam dadanya. Dan sesungguhnya Allah 'azza wa jalla pada hari qiyamat memanggil syurga, maka syurga itu datang dengan keindahan dan perhiasannya. Lalu Allah berfirman: Manakah hamba-hamba-Ku yang berperang di jalanku lalu mereka terbunuh, atau orang-orang yang disakiti dan berjihad di jalanku. Masukkan mereka ke dalam syurga. Maka merekapun masuk syurga dengan tanpa hisab. Lalu para malaikat datang dan bersujud. Mereka mengatakan: Wahai Robb kami, kami senantiasa bertasbih dan mensucikan-Mu siang dan malam. Siapakah mereka yang lebih Engkau utamakan daripada kami itu? Maka Allah berfirman: Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang berperang di jalan-Ku dan mereka disakiti di jalan-Ku. Lalu para malaikat masuk menemui mereka dari setiap pintu dan mengatakan kepada mereka: Salam sejahtera atas kalian dengan kesabaran kalian, sungguh ini adalah tempat tinggal yang baik.
(HR. Ahmad, Al Bazzar, Ibnu Hibban, Ath Thobroni dan Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzahabi, dan Al Haitsami mengatakan: Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Al Bazzar, Ath Thobroni, dan rijal sandanya thiqah (terpercaya).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:


“Syuhada' itu berada di hulu sungai pintu syurga, dalam sebuah kubah hijau yang mana rizki mereka keluar kepada mereka dari syurga setiap pagi dan petang.”
(HR. Ahmad, dan Al Haitsami mengatakan: Hadits ini rijal sanadnya tsiqot. Dan juga diriwayatkan oleh Ath Thobroni di dalam Al Kabir dan Al Ausath.)

Dan diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata: Dahulu pernah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam menemuiku lalu beliau bersabda kepadaku: Wahai Jabir, kenapa kulihat engkau sedih? Saya jawab: Wahai Rasulullah, ayahku mati syahid. Pada perang Uhud ia terbunuh sedangkan dia meninggalkan tanggungan keluarga dan hutang. Rasulullah bersabda: Maukah engkau kuberitahukan tentang bagaimana ayahmu berjumpa dengan Allah? Jabir melanjutkan kisahnya: Kujawab: Baiklah wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Allah tidak mengajak bicara seorangpun kecuali dari balik hijab (tabir), namun Allah telah menghidupkan ayahmu lalu berbicara dengannya secara langsung tanpa hijab. Lalu Allah berfirman: Wahai hamba-Ku berangan-anganlah kepadaku niscaya Aku berikan kepadamu apa yang engkau angankan itu. Ia menjawab: Wahai Robbku, hidupkanlah aku kembali, lalu aku terbunuh kembali di jalan-Mu untuk kedua kalinya. Allah 'azza wa jalla berfirman: Sesungguhnya telah Aku tetapkan bahwasanya mereka (yang telah mati) itu tidak akan dikembalikan (ke dunia). Jabir kembali menuturkan: Dan turunlah ayat ini:


“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwasanya orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati”
(HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah.)

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, ia berkata: Tatkala ayahku terbunuh, aku singkap pakaiannya dari wajahnya, aku menangis dan orang-orang melarangku darinya sedangkan Nabi sallallahu alaihi wa sallam tidak melarangku. Lalu bibiku Fatimah pun menangis. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: Engkau menangis atau engkau tidak menangis (wahai Fatimah) sedangkan para Malaikat terus menaunginya dengan sayap-sayapnya sampai kalian mengangkatnya. Hadits ini diriwayatkan pula dari jalur Ibnu Juroij, ia mengatakan: Muhammad bin Al Munkadir telah bercerita kepadaku, bahwasanya ia telah mendengar Jabir radhiyallahu anhu berkata…”
(HR. Al Bukhari, Muslim dan An Nasa-i.)

Diriwayatkan dari Masruq, ia berkata: Kami bertanya kepada Abdullah tentang ayat ini:
Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwasanya orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, akan tetapi mereka itu hidup di sisi Robb mereka diberi rizki.
Abdullah berkata: Kami telah menanyakan hal itu kepada Rasululloh sallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda:

“Roh-roh mereka berada di tembolok burung hijau yang memiliki lampu-lampu yang tergantung di 'arsy, mereka pergi ke syurga sesuka mereka. Kemudian kembali ke lampu-lampu tersebut. Lalu Robb mereka melongok kepada mereka dan berfirman: Apakah kalian menginginkan sesuatu? Mereka menjawab: Apa lagi yang kami inginkan sedangkan kami bisa pergi ke syurga sesuka kami. Lalu Allah berfirman seperti kepada mereka itu tiga kali. Lalu tatkala mereka mengira tidak akan dibiarkan untuk tidak meminta, maka mereka berkata: Wahai Robb kami, kami ingin roh kami dikembalikan ke jasad kami sehingga kami boleh terbunuh kembali di jalan-Mu satu kali lagi. Lalu tatkala Allah melihat bahawa mereka sudah tidak memerlukan apa-apa lagi, Allahpun meninggalkan mereka.
(HR. Muslim, At Tirmidzi dan Abdur Rozzaq di dalam Mushonnafnya.)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Pada waktu perang Badar, Haritsah terbunuh sedangkan ketika itu ia masih remaja. Lalu datanglah ibunya kepada Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: Wahai Rasulullah, engkau telah mengetahui posisi Haritsah dariku, jika ia di syurga maka aku akan sabar, namun jika tidak maka apa kiranya yang akan aku perbuat. Maka beliau bersabda: Celaka engkau, atau engkau telah kehilangan anakmu, atau apakah hanya satu syurga?! Sesungguhnya syurga itu banyak sedangkan anakmu benar-benar berada di syurga Firdaus.
Dan diriwayatkan dari Anas radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila manusia berdiri untuk memperhitungkan amalannya, datanglah sekelompok orang yang meletakkan pedang mereka di pundak mereka yang masih meneteskan darah. Lalu mereka berjubel di depan pintu syurga. Lalu dikatakan: Siapakah mereka itu? Maka dijawab: Mereka adalah para syuhada' yang mana mereka itu hidup diberi rizki.”
(HR. Ath Thobroni dan Al Mundziri, dan Al Mundziri berkata: Hadits ini sanadnya hasan.)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


“Para syuhada' itu berada di hulu sungai di dalam kubah hijau yang mana rezeki mereka keluar kepada mereka dari syurga setiap pagi dan petang.
(HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Jarir, Ibnu Hibban, Al Hakim dan dibiarkan oleh Adz Dzahabi.)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


“Orang yang mati syahid itu diampuni segala dosanya kecuali hutang.”
(HR. Muslim, Ahmad, Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzahabi.)

Diriwayatkan dari Kholid bin Mi'dan, ia berkata:


“Para syuhada' itu adalah orang-orang kepercayaan Allah, baik mereka itu terbunuh atau mati di atas katil mereka.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, dan Al Haitsami berkata: Rijal sanadnya thiqah.)
Diriwayatkan dari Nu'aim bin Himar, bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam: Syuhada' yang paling baik itu yang bagaimana? Beliau menjawab:
“Orang-orang yang menceburkan diri ke dalam barisan kemudian mereka tidak menolehkan wajah mereka sampai mereka terbunuh. Mereka itu berada di kamar-kamar yang paling tinggi di dalam syurga, dan Robb mereka tertawa kepada mereka, dan apabila Robbmu telah tertawa terhadap seseorang didunia maka orang itu tidak akan di hisab (dihitung amalnya).”
(HR. Ibnul Mubarok, Ahmad Abu Ya'la, Ath Thobroni dan Sa'id bin Manshur. Al Haitsami berkata: Rijal sanad pada hadits Ahmad dan Abu Ya'la adalah rijal thiqoh.)

Diriwayatkan dari Ubadah bin Ash Shomit radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya orang yang mati syahid itu mendapatkan tujuh perkara di sisi Allah: Dia diampuni sejak pertama kali darahnya memancar, ia melihat tempat duduknya di syurga, dia diberi perhiasan dengan hiasan iman, dia diselamatkan dari siksa kubur, dia diamankan dari kegoncangan yang besar (kiyamat), diletakkan di atas kepalanya mahkota kebesaran yang mana satu mutiaranya lebih baik daripada dunia dan seisinya, dia dinikahkan dengan 72 bidadari dan dia diberikan hak untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari kerabatnya.”
(HR. Ahmad, Al Bazzar dan Ath Thobroni, dan Al Haitsami berkata: Rijal sanad pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath Thobroni adalah rijal tsiqot.)

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Pergi pada waktu pagi atau pada waktu petang di jalan Allah itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan busur kalian atau tempat kakinya di syurga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan seandainya seorang wanita penduduk syurga melongok ke dunia pasti ia akan menerangi apa yang ada di antara keduanya dan pasti bau wanginya akan memenuhi apa yang ada di antara keduanya. Dan kerudungnya itu benar-benar lebih baik daripada dunia dan seisinya.
(HR. Al Bukhori dan At Tirmidzi, dan Al Haitsami mengatakan: Hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thobroni di dalam Al Ausath dengan sanad jayyid.)

Dan diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya seorang wanita dari penduduk syurga itu betisnya yang putih itu benar-benar terlihat dari balik 70 lapis pakaian, sampai-sampai sumsumnya terlihat. Hal itu karena Allah 'azza wa jalla berfirman: Seolah-olah mereka itu seperti Yaqut dan Marjan (sejenis batu mulia).
(HR. At Tirmidzi dan Ibnu Hibban.)




Kesimpulannya, ayuhlah kita tanamkan di dalam hati sanubari kita untuk mencapai darjat syahid fi sabilillah.

No comments: